Jumat, 12 Desember 2014

Sistem Pemeliharaan Ikan di Karamba Jaring Apung


Putri Dhika Basani
     H1H013007

Sistem Pemeliharaan Ikan di Karamba Jaring Apung
   Budidaya ikan laut di jaring apung (floating cages) di Indonesia tergolong masih baru. Perkembangan budidaya secara nyata baru terlihat pada sekitar tahun 1989 yang ditandai dengan keberhasilan UPT Perikanan melaksanakan pemijahan / pembenihan sekaligus pembesaran ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) di daerah Lampung untuk tujuan komersial. Jenis-jenis ikan laut lain yang dapat dibudidayakan dipilih berdasarkan potensi sumber daya yang ada jenis ikan yang sudah umum dibudidayakan serta teknologinya yang sudah dikuasai/dihasilkan sendiri di Indonesia, guna untuk menghindari resiko kegagalan yang besar.
Keramba jaring apung (cage culture) adalah sistem budidaya dalam wadah berupa jaring yang mengapung dengan bantuan pelampung dan ditempatkan di perairan seperti danau, waduk, sungai, selat dan teluk. Sistem ini terdiri dari beberapa komponen seperti rangka, kantong jaring, pelampung, jalan inspeksi dan rumah jaga. Kantong jaring terbuat dari bahan polyethelene dan polyprophelene dengan berbagai ukuran mata jaring dan berbagai ukuran benang, berfungsi sebagai wadah untuk pemeliharaan dan treatment ikan. Pelampung terbuat dari drum plastik, drum besi bervolume 200 liter, styrofoam atau gabus yang dibungkus dengan kain terpal yang berfungai untuk mempertahankan kantong jaring tetap mengapung di dekat permukaan air. Rochdianto (2005) menambahkan, Keramba jaring apung ditempatkan dengan kedalaman perairan lebih dari 2 meter.
Kegiatan pembesaran ikan dikaramba jarring apung dapat dilakukan sebagai berikut:
1.             Penebaran Benih
Benih yang ditebar sebaiknya memiliki ukuran yang sama dan seumur. Jika ada yang lebih besar atau lebih tua umurnya dikhawatirkan akan mendominasi benih lainnya, baik dalam persaingan hidup maupun persaingan mendapat makanan. Padat penebaran benih yang disarankan adalah sekitar 5 kg/m2. Padat penebaran sebanyak itu akan menghasilkan panen sekitar 30 – 40 kg/m2 (Rochdianto, 2005).
2.       Pemberian Pakan
Pakan harus mendapat perhatian yang serius karena pakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan berat ikan dan merupakan bagian terbesar dari biaya operasional dalam pembesaran ikan. Pemberian pakan dilakukan secara bertahap sebanyak empat kali yaitu, pagi, siang, sore dan malam hari.
3.       Pengendalian hama dan penyakit
          Pada pembesaran ikan di jaring terapung hama yang mungkin menyerang Cara untuk menghindari dari serangan adalah dengan menutupi bagian atas wadah budi daya dengan lembaran jaring dan memasang kantong jaring tambahan di luar kantong jaring budi daya. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat masuk, ikan juga tidak akan berlompatan keluar.
Penyebab penyakit infeksi adalah parasit, bakteri dan jamur yang dapat menular. Sedangkan penyebab penyakit non infeksi adalah keracunan dan kekurangan gizi. Parasit dapat dikendalikan dengan metil biru atau methilene blue konsentrasi 1%. Pengendalian jamur menggunakan malachyt green oxalat. Sedangkan Penyakit bakteri dapat dibasmi dengan merendam ikan dalam larutan kalium permanganat (PK) 10-20 ppm.
4.       Pengontrolan dan Perawatan keramba
Pengontrolan dan perawatan wadah budi daya perlu diperhatikan secara periodik. Setiap kali selesai panen, jaring harus diangkat dan bila ada bagian-bagian jaring yang rusak atau sobek, sesegera mungkin diperbaiki atau diganti. Apabila hal ini tidak dilakukan maka ikan akan lolos dari jaring atau hama dapat masuk ke dalam jaring dan memangsa ikan peliharaan. Pengontrolan serupa juga pelu dilakukan untuk peralatan lainnya seperti pelampung, kerangka keramba dan tali temali.
5.       Pemanenan
Pemanenan dilakukan secara selektif karena pertumbuhan ikan tidak seragam. Penanganan saat pemanenan harus hati-hati dan menghindari adanya luka karena dapat menurunkan mutu dan harga jual ikan.

Referensi:
Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Laut di Jaring Apung, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, 1994
Rochdianto, A. 2005. Budi Daya Ikan di Jaring Terapung.Penebar Swadaya:Jakarta. 98 hal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar